Sejak tahun lalu, Pengurus
MWC NU Paiton mengadakan kajian kitab kuning. Kegiatan ini tidak hanya diikuti
oleh pengurus, masyarakat sekitar pun ikut berpartisipasi untuk melesatarikan
budaya NU yang kini semakin ditinggalkan. Sehingga setiap Jum’at malam selepas
shalat Isya’, nuansa salafi kental
terasa di Kantor MWC NU Paiton.
Kitab yang dikaji adalah kitab
Rawai’ul Bayan Fi Tafsiri Ayatil Ahkam
Min al-Quran karangan Syaikh Muhammad bin Ali bin Jamil Ash
Shabuni atau lebih sering dikenal dengan Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni. Meski
termasuk kitab klasik namun kitab ini mampu menjawab semua permasalahan yang
saat ini ada dimasyarakat.
Metode yang digunakan
berbeda dengan metode sorogan, salah
seorang peserta ditunjuk sebagai pembicara sementara peserta yang lain menyimak
sekaligus memberi tanggapan terhadap penyampaian pembicara. Sehingga suasana
lebih hidup bahkan tidak jarang terjadi perdebatan seru karena perbedaan
pemahaman diantara peserta tadarus.
Menurut
Ketua MWC NU Paiton H. Moh. Barzan Ahmadi, M.Pd.I, kegiatan tersebut sebagai
wahana memupuk silaturahim antara pengurus dengan pesantren dan masyarakat.
“Disamping untuk menambah wawasan keilmuan kalangan Nahdliyin juga melestarikan
warisan ulama salaf yang mulai ditinggalkan,” katanya. (cpa/mig)
artikel terkait :
0 komentar:
Posting Komentar